Translate

Saturday, June 21, 2014

Mapala UMY Sukses dipuncak ELBRUS RUSIA


Gunung Elbrus, Rusia
Liputan6.com, Yogyakarta - Indonesia boleh berbangga lagi, sebab anak negeri kembali sukses tiba di puncak gunung tertinggi di benua Eropa, Gunung Elbrus. Mereka adalah tim ekspedisi Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Tim tersebut menjejakkan kaki dan menancapkan bendera merah putih di gunung itu, pada Selasa 10 Juni 2014 pukul 15.40 WIB.
Informasi yang dihimpun Liputan6.com, Jumat (13/6/2014), empat orang mahasiswa UMY yang sukses sampai di gunung setinggi 5.642 mdpl tersebut adalah Singgih Alnin Muttaqin, Akhmad Rasyid Gandi, M. Fauzan, dan Saigunsi Bonita Arimi.
Sebelum melakukan ekspedisi itu, keempatnya telah menjalani karantina selama 6 bulan, guna mempersiapkan fisik, mental, dan kerohanian mereka untuk melakukan pendakian ke Gunung Elbrus.
Sri Atmaja P. Rosyidi selaku wakil rektor III UMY mengaku bangga dengan keberhasilan tim Mapala UMY mencapai puncak gunung Elbrus di Rusia. Sebab, selain melakukan pendakian, mereka juga membawa misi sosial dan Islam.
"Mereka tidak hanya melakukan pendakian tapi juga membawa misi-misi tertentu. Di antaranya misi sosial berupa ajakan untuk menjauhi narkoba atau anti narkoba, kemudian misi sebagai duta budaya. Selain itu, juga membawa misi Islam dengan cara mengenalkan Islam di Indonesia, khususnya dengan adanya organisasi Muhammadiyah," kata Sri.
Sri berharap, jika para tim sudah kembali ke tanah air bisa menceritakan dan membagikan pengalaman mereka melakukan ekspedisi di Gunung Elbrus tersebut. Selain itu, juga bisa memberikan gambaran mengenai sejarah dan kondisi umat Islam di Rusia, khususnya di kawasan Elbrus yang penduduknya ternyata mayoritas beragama Islam.
"Harapannya, pengalaman mereka mendaki itu bisa menjadi karya ilmiah yang menarik untuk dikembangkan. Seperti proses mereka melakukan adaptasi dari lingkungan tropis di Indonesia, menuju lingkungan yang suhunya berada pada kisaran 30 derajat celcius di bawah 0 (-30 derajat)," tuturnya.
Sri menambahkan, dirinya mewakili UMY, pada Senin 16 Juni nanti akan melakukan penyambutan tim Mapala UMY di Moscow. Bertempat di kantor KBRI Moscow, Rusia.
- See more at: http://news.liputan6.com/read/2062519/tim-ekspedisi-mapala-umy-sukses-ke-puncak-elbrus-rusia#sthash.MCXupk9u.dpuf

Wednesday, June 11, 2014

Anak Tukang Becak Jadi Wisudawan Terbaik IPK 3,96 Cita-Cita Jadi Guru

Anak Tukang Becak Jadi Wisudawan Terbaik IPK 3,96 Cita-Cita Jadi Guru
Perhatian para keluarga wisudawan dan puluhan wartawan langsung tersita pada Raeni, Selasa (10/6). Pasalnya, wisudawan dari Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Unnes ini berangkat ke lokasi wisuda dengan kendaraan yang tidak biasa. Penerima beasiswa Bidikmisi ini diantar oleh ayahnya, Mugiyono, menggunakan becak.
Tidak tampak sedikit pun rasa malu dan minder. Raeni menebar senyum bahagia, juga sang ayah.
Dikutip Kemdikbud dari situs resmi Unnes, unnes.ac.id, Rabu (11/6/2014), ayahanda Raeni memang bekerja sebagai tukang becak, yang setiap hari mangkal tak jauh dari rumahnya di Kelurahan Langenharjo, Kendal.
Pekerjaan itu dilakoni Mugiyono setelah ia berhenti sebagai karyawan di pabrik kayu lapis. Sebagai tukang becak, diakuinya, penghasilannya tak menentu. Sekira Rp10 ribu – Rp 50 ribu. Karena itu, ia juga bekerja sebagai penjaga malam sebuah sekolah dengan gaji Rp450 ribu per bulan.
Meski dari keluarga kurang mampu, Raeni berkali-kali membuktikan keunggulan dan prestasinya. Penerima beasiswa Bidikmisi ini beberapa kali memperoleh indeks prestasi 4. Sempurna. Prestasi itu dipertahankan hingga ia lulus sehingga ia ditetapkan sebagai wisudawan terbaik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,96. Dia juga menunjukkan tekad baja agar bisa menikmati masa depan yang lebih baik dan membahagiakan keluarganya.
Ingin Jadi Guru
“Selepas lulus sarjana, saya ingin melanjutkan kuliah lagi. Penginnya melanjutkan (kuliah) ke Inggris. Ya, kalau ada beasiswa lagi,” kata gadis yang bercita-cita menjadi guru tersebut.
Tentu saja cita-cita itu didukung ayahandanya. Ia mendukung putri bungsunya itu untuk berkuliah agar bisa menjadi guru sesuai dengan cita-citanya.
“Sebagai orang tua hanya bisa mendukung. Saya rela mengajukan pensiun dini dari perusahaan kayu lapis agar mendapatkan pesangon,” kata pria yang mulai menggenjot becak sejak 2010 itu.
Rektor Prof Dr Fathur Rokhman MHum mengatakan,apa yang dilakukan Raeni membuktikan tidak ada halangan bagi anak dari keluarga kurang mampu untuk bisa berkuliah dan berprestasi.
“Meski berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang, Raeni tetap bersemangat dan mampu menunjukkan prestasinya. Sampai saat ini Unnes menyediakan 26 persen dari jumlah kursi yang dimilikinya untuk mahasiswa dari keluarga tidak mampu. Kami sangat bangga dengan apa yang diraih Raeni,” katanya.
Ia bahkan yakin, dalam waktu tak lama lagi akan terjadi kebangkitan kaum dhuafa. “Anak-anak dari keluarga miskin akan segera tampil menjadi kaum terpelajar baru. Mereka akan tampil sebagai eksekutif, intelektual, pengusaha, bahkan pemimpin republik ini,” katanya.
Harapan itu terasa realistis karena jumlah penerima Bidikmisi lebih dari 50.000 per tahun. Unnes sendiri menyalurkan setidaknya 1.850 Bidikmisi setiap tahun

Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan 28 Juni

Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan 28 Juni


Ormas Islam Muhammadiyah diprediksi akan berbeda dengan pemerintah dalam penentuan awal Ramadan 1435 Hijriah. Muhammadiyah memastikan pada 27 Juni malam sudah melakukan Salat Tarawih dan esok harinya puasa perdana.  

Sekretaris Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Nadjib Hamid mengatakan, puasa dimulai mulai Sabtu 28 Juni. 

"Penentuan itu berdasarkan hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal," kata Nadjib kepada Okezone, Rabu (11/6/2014).  

Ia menjelaskan, ijtimak jelang Ramadan terjadi pada Jumat 27 Juni pukul 15.10 WIB. Saat matahari terbenam, hilal sudah berwujud (terlihat) dengan ketinggian 31 menit 17 detik. Dengan begitu, pada malam harinya Muhammadiyah sudah melakukan Salat Tarawih. 

"Karena hilal kurang dari 2 derajat, maka dipastikan tidak bareng dengan pemerintah," jelasnya. 

Meski awal Ramadan tidak sama dengan pemerintah, lanjut Nadjib, datangnya hari raya Idul Fitri atau Lebaran dipastikan akan bersamaan. "Puasa memang tidak bareng, tapi nanti Lebaran akan bareng dengan pemerintah," ujarnya. 

Dalam menentukan awal puasa, Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki. Sementara, Nahdlatul Ulama (NU) selain menggunakan metode hisab juga menggunakan metode rukyat. 

Setidaknya ada beberapa tempat yang dijadikan untuk melihat hilal, seperti Pantai Tanjung Kodok (Lamongan), Pantai Ngliyep (Malang), Bukit Condro (Gresik), dan beberapa tempat lagi. 

Sementara Pemerintah dalam menentukan awal Ramadan melalui sidang isbat yang dipimpin oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Monday, June 9, 2014

Pengasuh PonPes Lirboyo KH Ahmad Idris Marzuki Meninggal Dunia

Pengasuh Ponpes Lirboyo Kiai Idris Marzuki WafatKH Idris Marzuki
Kabar duka datang dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Ulama sepuh Nahdlatul Ulama (NU), KH Ahmad Idris Marzuki, meninggal dunia.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membenarkan kabar duka tersebut.
Sebelumnya, KH Khotib Umar, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Sumber Wringin, Sukowono, Jember, yang juga tercatat sebagai Mustasyar (penasehat) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), meninggal dunia, Minggu (8/6/2014) sore.

Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Choirul Saleh Rasyid, mengatakan KH Khotib Umar meninggal dunia sekira pukul 17.00 WIB di RD Dr Soebandi, Jember. 

Dalam tiga tahun terakhir Kiai Khotib disebut mengalami gangguan pada jantungnya, hingga mengharuskannya keluar masuk rumah sakit.

Sunday, June 8, 2014

Dua granat Nanas Aktif Ditemukan di Bak Sampah

JAKARTA - Seorang Kakek, Tarmidi (56) menemukan dua buah granat nanas yang diduga masih aktif di sebuah bak sampah, di Jalan Kramat Pulo Dalam II, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (7/6/2014). 

Kapolsek Senen, Kompol Kartono mengatakan, penemuan dua granat tersebut, berawal saat Tarmidi sedang membuang sampah di kawasan itu, sekira pukul 03.30 WIB dini hari tadi. Dia menyangka benda tersebut merupakan benda antik yang terbungkus oleh kertas kardus. 

"Sekira 03.30 WIB, Tarmidi saat itu sedang buang sampah, yang diangkutnya, setelah itu dirinya menemukan benda tersebut,

Saat memeriksa benda itu, Tarmidi mengaku kaget bahwa yang ditemukannya itu merupakan bahan peledak berupa granat. Dia pun meminta pertolongan kepada temannya, Jainudin untuk melaporkan ke kantor polisi terdekat. 

"Saat diperiksa ternyata isinya granat," kata Kompol Kartono.
 
Mendengar laporan tersebut, pihaknya langsung memeriksa serta melakukan penyelidikan di lokasi kejadian dengan menerjukan tim gegana. "Sudah diamankan dua granat tersebut

Anas: Kalau Saya Buka Sekarang, Nanti Kualat!

JAKARTA - Terdakwa dugaan gratifikasi proyek pembangunan sport center di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), Anas Urbaningrum, tidak memberikan eksepsi secara pribadi.
 
Anas hanya menyerahkan nota keberatan yang diajukan tim kuasa hukumnya. Menurut Anas, suatu saat dia akan menyampaikan keberatan secara pribadi tentang dakwaan yang dibacaan jaksa penuntut umum KPK, pekan lalu.
 
"Eksepsi pribadi ringan-ringan saja. Kalau saya buka sekarang, nanti kualat sama hakim. Makanya nanti saja," kata Anas di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat, (6/6/2014).
 
Di luar masalah eksepsi, Anas menyambut baik seniornya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Akbar Tandjung yang turut hadir dalam sidangnya hari ini. "Kehadiran Bang Akbar sudah cukup memberikan semangat bagi saya hari ini," singkat suami Athiyyah Laila ini.