Translate

Friday, April 18, 2014

Peneliti Jepang Kepincut Islam di Indonesia

Suasana kuliah umum Suasana kuliah umum "Perkembangan Studi Islam di Jepang Dalam Dua Dasawarsa Terakhir: Kemajuan dan Krisis". (Foto: UMY).JAKARTA - Perkembangan agama Islam di Asia Tenggara, termasukIndonesia ternyata menjadi satu bidang kajian menarik untuk diteliti secara mendalam. Buktinya, sudah banyak peneliti asal Jepang yang melakukan penelitian mengenai bidang tersebut.

Setidaknya, terdapat lima ilmuwan asal Negeri Sakura itu yang melakukan penelitian terkait perkembangan studi Islam di Indonesia. Mereka adalah Nakamura Mitsuo, Hattori Mina, Miichi Ken, Sughara Yumi, dan Kobayashi Yasuko.

Data tersebut disampaikan oleh peneliti dan dosen dari Nanzan University,Nagoya, Jepang, Kobayashi Yasuko dalam kuliah umum "Perkembangan Studi Islam di Jepang Dalam Dua Dasawarsa Terakhir: Kemajuan dan Krisis" besutan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

"Bahkan, pemerintah Jepang sejak pertengahan 1990-an memberikan tunjangan yang tinggi pada para ilmuan yang meneliti tentang Islamic Studies di kawasan Asia Tenggara dan Indonesia. Hal ini karena kawasan Islam masih dianggap sebagai kawasan yang belum diteliti dengan baik. Padahal Islamic Studies di kawasan itu memiliki porsi untuk diteliti dan dikaji lebih besar dibanding negara lain di dunia," tutur Yasuko, seperti dilansir oleh UMY, Kamis (6/3/2014).

Selain itu, lanjutnya, para ilmuan Jepang tertarik meneliti Islamic Studies di Indonesia karena belum mendapatkan porsi minat yang cukup dari para peneliti. Para ilmuwan asing dunia masih memusatkan perhatiannya pada kajian Islamic Studies di negara-negara Timur Tengah.

"Padahal, Indonesia adalah negara yang memiliki penduduk dengan jumlah Muslim terbanyak di dunia, dan bisa menjadi jembatan antara negara Barat dan Timur. Hal lainnya juga, kajian tentang Islamic Studies di Indonesia juga diperkaya dengan pemikiran-pemikiran serta kultrual masyarakatnya," jelasnya.

Menurut Yasuko, berdasarkan latar belakang itulah, para ilmuan Jepang mulai tertarik untuk mengkaji Islamic Studies di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, dan kemudian kajiannya diperluas menjadi Islamic Area Studies (IAS). Kajian itu juga dipusatkan pada kerangka keilmuan secara empiris dan sosial sainsis tentang Islam.

"Dan, ada juga beberapa ilmuan yang kemudian tertarik untuk lebih jauh mempelajari tentang Islamic Studies. Bahkan akhirnya beberapa ilmuan tersebut memeluk agama Islam. Kami, dan para peneliti lainnya juga kemudian belajar tentang Islam di Indonesia. Dari sini kemudian kami baru tahu kalau Islam itu sebegitu pentingnya bagi masyarakat," ujar Yasuko.

Terlepas dari tujuan yang menyangkut tentang perekonomian, penelitian tentang Islamic Studies ini juga bertujuan untuk memahami kultural suatu bangsa. Selain itu, kata Yasuko, juga sebagai pertukaran pengetahuan ilmu dengan para ahli yang berkecimpung di kawasan lain.

"Yang juga menjadikan ini menarik adalah banyaknya orang Muslim yang berasal dari Indonesia tinggal di Jepang dan berhubungan baik dengan masyarakat Jepang. Jadi, karena ini juga kami ingin meneliti dan mengkaji lebih jauh tentang Islamic Studies di Indonesia," tuturnya

No comments:

Post a Comment