Translate

Friday, April 18, 2014

UU Keinsinyuran Penting untuk Lindungi Insinyur

Ilustrasi : anbusivam.comIlustrasi : anbusivam.comJAKARTA - Kesiapan lulusan teknik untuk bersaing di pasar harus dibarengi dengan aturan hukum dan perundangan yang mengatur.Sayang, hingga saat ini, Undang-Undang (UU) Keinsinyuran sebagai pelindung jasa profesi insinyur belum juga rampung.

Anggota Tim Perumus Rancangan Undang-Undang (RUU) Keinsinyuran Tjipto Kusumo mengungkap, RUU Keinsinyuran sangat penting sehingga perlu segera diselesaikan. Sebab, saat ini, lulusan teknik belum memiliki payung hukum yang jelas sehingga profesi mereka tidak terlindungi.

Demikian disampaikan Tjipto dalam diskusi nasional "Tantangan Profesi Keinsinyuran: RUU Keinsinyuran dan Standar Kompetensi Insinyur" dan Penandatanganan MoU Fakultas Teknik (FT) Universitas MuhammadiyahYogyakarta (UMY) – Persatuan Insinyur Indonesia (PII) DIY itu di UMY.

Dia menyatakan, dengan adanya RUU Keinsinyuran, insinyur asing yang datang ke Indonesia harus mengikuti RUU tersebut. Sama seperti insinyur Indonesia yang bekerja di luar negeri dan patuh pada UU Insinyur di negara tersebut.

"Ini negara kita sendiri. Jangan karena pihak asing datang ke sini dan berinvestasi lalu kita tunduk kepada mereka. Karena mereka ada di negara kita sudah seharusnya mereka mengikuti aturan kita," tutur Tjipto, seperti disitat dari situs UMY, Sabtu (8/2/2014).

Sementara itu, Ketua PII DIY Akhmad Suraji menilai, banyaknya lulusan sarjana teknik yang tidak siap bersaing di pasar hingga terpaksa beralih profesi. Padahal Indonesia membutuhkan lebih banyak insinyur saat ini, terutama untuk menghadapi Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun depan.

Suraji menyatakan, penguatan sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor yang penting untuk menyiapkan lulusan teknik agar siap pakai saat lulus. Selain itu hal yang juga sama pentingnya adalah etika dari insiyur itu sendiri.

"Seorang lulusan teknik harus memiliki profesionalisme, integritas, dan disiplin yang tinggi. Yang lemah di lndonesia adalah etika para lulusannya," urai Suraji.

Senada dengan Suraji, Wakil Rektor III UMY Sri Atmaja Rosyidi mengungkap, etika adalah hal yang sangat penting dalam suatu profesi. Tidak hanya itu, dia pun mengimbau agar para calon insinyur terus menambah pengetahuan dan keterampilan mereka.

"Etika memang kelihatannya sederhana, namun dampaknya luar biasa. Lulusan teknik harus memiliki wawasan yang global sehingga tidak kalah dengan pihak-pihak asing yang banyak berdatangan ke Indonesia," imbuh Sri.

No comments:

Post a Comment